KANAL
REGIONAL
Senin, 30 JUNI 2025 • 11:04 WIB

Digital Public Relations dan Tantangan Komunikasi di Era AI dan Metaverse tes

Digital Public Relations dan Tantangan Komunikasi di Era AI dan Metaverse tesDigital Public Relations dan Tantangan Komunikasi di Era AI dan Metaverse (Kolom)

Di Indonesia, situasi ini sudah jelas, terutama pada Pemilu 2019 dan 2024, ketika penyebaran hoaks melalui media sosial dengan cepat merusak opini publik dan mengganggu ketertiban sosial. Oleh karena itu, dalam ranah PR, para profesional tidak hanya perlu menjadi komunikator, tetapi juga sebagai pelindung integritas informasi dan pendidik publik mengenai pentingnya literasi digital.

Metaverse: Area Baru untuk Komunikasi yang Mendalam

Sementara AI berfokus pada pengoptimalan data dan respons otomatis, Metaverse menyediakan peluang untuk komunikasi yang lebih dinamis dan interaktif. Metaverse merupakan dunia virtual 3D di mana pengguna bisa berinteraksi lewat avatar dalam suasana digital yang menyerupai kehidupan nyata. Ini memberikan peluang baru bagi PR untuk menciptakan komunikasi yang lebih mendalam dan berarti.
Contohnya, pada tahun 2023, merek internasional seperti Nike dan Gucci telah mulai meluncurkan kampanye pemasaran serta produk mereka di Metaverse, menawarkan pengalaman unik bagi pengguna untuk mencoba produk secara virtual.

Di Indonesia, beberapa startup teknologi juga mulai mencoba event dan pameran virtual, meskipun masih di tahap awal. Keunggulan Metaverse terletak pada kemampuannya untuk menghapus batasan waktu dan lokasi, sehingga memiliki potensi besar dalam membangun komunitas, menyelenggarakan konferensi, serta menjalankan kegiatan sosial yang lebih interaktif — yang tentunya sangat sesuai dengan tren kerja hibrida dan komunikasi setelah pandemi.

Tantangan Implementasi dan Etika di Metaverse Namun demikian, Metaverse juga menghadapi beberapa masalah. Salah satu masalah utama adalah akses teknologi. Tidak semua orang memiliki perangkat yang cukup atau koneksi internet yang cukup cepat untuk menikmati sensasi ini. Hal ini dapat menyebabkan perbedaan digital menjadi lebih besar dan mengakibatkan isolasi sosial.

Selain itu, privasi dan keamanan data menjadi perhatian utama. Karena interaksi di dunia maya melibatkan pengumpulan data yang sensitif, profesional PR dan organisasi harus memastikan bahwa data dikelola dengan cara yang etis dan sesuai dengan peraturan untuk menghindari pelanggaran privasi atau penyalahgunaan data.

Mengendalikan Perubahan PR: Keseimbangan Teknologi dan Humanisme

Dalam era AI dan Metaverse, praktisi PR harus mengubah cara berpikir dan menguasai keterampilan mereka. Tidak hanya harus pandai berbicara, Anda juga perlu tahu tentang teknologi, analisis data, dan cara membuat pengalaman digital yang menarik. Agar profesi PR tetap relevan, diperlukan pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan.

Di Indonesia, situasi ini sudah jelas, terutama pada Pemilu 2019 dan 2024, ketika penyebaran hoaks melalui media sosial dengan cepat merusak opini publik dan mengganggu ketertiban sosial. Oleh karena itu, dalam ranah PR, para profesional tidak hanya perlu menjadi komunikator, tetapi juga sebagai pelindung integritas informasi dan pendidik publik mengenai pentingnya literasi digital.

Metaverse: Area Baru untuk Komunikasi yang Mendalam

Sementara AI berfokus pada pengoptimalan data dan respons otomatis, Metaverse menyediakan peluang untuk komunikasi yang lebih dinamis dan interaktif. Metaverse merupakan dunia virtual 3D di mana pengguna bisa berinteraksi lewat avatar dalam suasana digital yang menyerupai kehidupan nyata. Ini memberikan peluang baru bagi PR untuk menciptakan komunikasi yang lebih mendalam dan berarti.
Contohnya, pada tahun 2023, merek internasional seperti Nike dan Gucci telah mulai meluncurkan kampanye pemasaran serta produk mereka di Metaverse, menawarkan pengalaman unik bagi pengguna untuk mencoba produk secara virtual.

Di Indonesia, beberapa startup teknologi juga mulai mencoba event dan pameran virtual, meskipun masih di tahap awal. Keunggulan Metaverse terletak pada kemampuannya untuk menghapus batasan waktu dan lokasi, sehingga memiliki potensi besar dalam membangun komunitas, menyelenggarakan konferensi, serta menjalankan kegiatan sosial yang lebih interaktif — yang tentunya sangat sesuai dengan tren kerja hibrida dan komunikasi setelah pandemi.

Tantangan Implementasi dan Etika di Metaverse Namun demikian, Metaverse juga menghadapi beberapa masalah. Salah satu masalah utama adalah akses teknologi. Tidak semua orang memiliki perangkat yang cukup atau koneksi internet yang cukup cepat untuk menikmati sensasi ini. Hal ini dapat menyebabkan perbedaan digital menjadi lebih besar dan mengakibatkan isolasi sosial.

Selain itu, privasi dan keamanan data menjadi perhatian utama. Karena interaksi di dunia maya melibatkan pengumpulan data yang sensitif, profesional PR dan organisasi harus memastikan bahwa data dikelola dengan cara yang etis dan sesuai dengan peraturan untuk menghindari pelanggaran privasi atau penyalahgunaan data.

Mengendalikan Perubahan PR: Keseimbangan Teknologi dan Humanisme

Dalam era AI dan Metaverse, praktisi PR harus mengubah cara berpikir dan menguasai keterampilan mereka. Tidak hanya harus pandai berbicara, Anda juga perlu tahu tentang teknologi, analisis data, dan cara membuat pengalaman digital yang menarik. Agar profesi PR tetap relevan, diperlukan pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber:

Apakah kamu sudah belajar AI

Tags
BERITA TERBARU

yyyyy

25 Jul 2025 • 1 month ago

tes

17 Jul 2025 • 2 months ago

erita

17 Jul 2025 • 2 months ago

Berita terbauu

11 Jul 2025 • 2 months ago

test schedulre

18 Jun 2025 • 3 months ago

Digital Public Relations dan Tantangan Komunikasi di Era AI dan Metaverse tes

Close
Close
Close
Close
Link berhasil disalin!